Goresan Pena

PERANG UHUD

09.58.00 Iwan Wahyudi 0 Comments



WAKTU DAN TEMPAT PERISTIWA
          Perang Uhud terjadi pada tahun ke 3 Hijriah, pertempuran terjadi di Gunung Uhud yang terletak dengan berbatasan dengan :
Timur            : Laut Madinah
Selatan         : Masjid Nabawi/Madinah 5 KiloMeter
Utara             : Gua Tsur

KEKUATAN PASUKAN
          Perang Uhud adalah pertempuran antara kaum Muslimin dengan kaum Musyrikin Mekkah dengan komposisi pasukan yang tak seimbang dimana pasukan musyrikin jauh lebih besar dan lengkap.

Pasukan Muslimin
Pasukan Musyrikin
Pasukan yang bertempur : 700 orang,
Jumlah Pasukan : 3.000
Tambahan pasukan wanita sebagai motivator ( Hindun binti ‘Utbah istri Abu Sufyan)
Pasukan yang berkhianat : 300 orang Pimpinan Abdullah bin Ubay
Unta  : 3.000 ekor
Kuda : 200 ekor
Tameng : 700 tameng
Prajurit Gugur : 70 orang ( 41 dari suku Khazraj, 24 suku Aus, 4 orang Muhajirin dan 1 orang Yahudi)
Prajurit gugur : 22 atau 37 orang

PERISTIWA – PERISTIWA PENTING
1.    Setelah Rasulullah mendengar bahwa pasukan Musyrikin akan menyerang kaum muslimin di Madinah beliau melakukan musyawarah dan Rasulullah menyampaikan akan bertahan di dalam kota. Pasukan akan di tempatkan di atap dan loteng rumah. Pendapat ini di dukung oleh Abdullah bin Ubay yang pada dasarnya enggan untuk ikut berperang. Disisi lain sebagian kaum muda Islam baik Muhajirin maupun Anshar terutama yang tidak ikut perang Badar  dan belum merasakan kedahsyatannya terlalu bersemangat untuk keluar dan bertempur. Rasulullah ikut pendapat yang kedua.
2.    Pasukan Islam dibagi menjadi 3 Kelompok/Batalion :
-       Batalion Muhajirin dengan panji pasukan dibawa oleh Mus’ab bin Umair
-       Batalion Aus dengan panji pasukan dibawa oleh Usaid bin Hudhair
-       Batalion Khazraj dengan panji pasukan dibawa oleh Hubbab bin Al-Mundzir
3.    Ketika pasukan Rasulullah sampai di daerah Syaikhan Rasulullah menginpeksi pasukan dan memulangkan anak-anak kecuali Rafi’ bin Khudaij dengan alasan pintar melempar panah. Namun Samurah bin Jundub meminta izin agar diikut sertakan juga dalam pasukan karena ia sanggup bergulat mengalahkan Rafi’ bin Khudaij. Akhirnya kedua remaja belia ini iku serta dalam perang Uhud.
4.    Ditengah perjalanan tepatnya di wilayah Syauth terjadi tindakan Pengkhianatan Abdullah bin Ubay yang membuat provokasi dan mundur dari perjalanan perang, ia kembali bersama 300 pasukannya ke Madinah
5.    Sesampainya di Uhud Rasulullah mengambil posisi membelakangi gunung Uhud menghadap kearah kaun musyrikin. Rasulullah mengangkat 50 pasukan memanah yang ditempatkan diatas bukit di pimpin oleh Abdullah bin Jubair Al-Anshari untuk melindungi pasukan belakang kaum Muslimin dari kepungan kaum Musyrikin. Nabi berpesan agar menghujani pasukan musyrikin dengan panah karena pasukan berkuda tidak akan bisa menerobos pasukan memanah dan  mereka tidak turun dari pos masing-masing sebelum ada perintah.
6.    Pasukan Musyrikin lari mundur karena tidak mampu menahan pasukan muslimin dan meninggalkan harta dan barang rampasan. Pasukan pemanah tergoda oleh harta rampasan perang turun dari bukit yang menjadi posnya kecuali Abdullah bin Jubair dan sepuluh prajurit memanah enggan meninggalkan posisi mereka dan mengingatkan pasukan lain yang meninggalkan posisi yang telah diperintahkan oleh Nabi.
7.    Khalid bin Walid yang melihat barisan belakang kaum muslimin yang luput dari perlindungan, dengan pasukannya yang tersisa memutar dan menyerang pasukan muslimin dari belakang hingga kocar-kacir.
8.    Terdengar kabar bahwa Rasulullah telah meninggal sebagian kaum muslimin menyelamatkan diri kembali ke Madinah. Pasukan musyrikin berhasil mengejar Rasulullah, Wajah beliau terluka, kedua lututnya koyak, bibir bagian bawahnya berdarah, topi baja yang dikenakan pecah dua serpihannya menancap dipipi beliau.
9.    Rasulullah dikepung oleh kaum musyrikin  hanya dilindungi 2 orang sahabat yaitu Thalhah bin Abdullah dan Sa’ad bin Abi Waqqash. Kemudian datang Abubakar Ash-Shiddiq, Abu Ubaidah bin Jarrah, Abu Dujanah, Mushab bin Umair, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib dan lain-lain. Mush’ab bin Umair  gugur ditangan Abdullah bin Qum’ah
10.  Diantara yang gugur sebagai syuhada adalah Hamzah paman Rasulullah. Jasad beliau dimutilasi oleh Hindun bin Utbah.

HIKMAH / IBRAH
1.    Rasulullah melakukan syura bersama para sahabat dalam segala urusan yang memerlukan syura dan pembahasan. Keputusan awal Rasul akan berperang didalam kota Madinah namun karena Usulan sahabat maka perang dilakukan di bukit Uhud.
2.    Dalam peperangan kaum Munafiqin menunjukkan sifat aslinya, sehingga dapat dilakukan penyapubersihan pasukan sebelum pertempuran ( Studi kasus Abdullah bin Ubay yang mundur dan pulang kembali ke madinah dengan 300 pasukannya).
3.    Dalam peperangan ini Rasullah tidak mau meminta bantuan kepada orang-orang non-muslim kendati jumlah kaum muslimin sangat sedikit.
4.    Kesiapan membela Islam harus di tanamkan sejak dini ( Studi Kasus 2 orang anak berusia lima belas tahun Rafi’ bin Khudaij dan Samurah bin Jundab yang meminta izin kepada Rasulullah agar bias ikut berperang)
5.    Strategi perang Rasulullah dengan menempatkan pasukan memanah mengandung 2 hal : Pertama, Beliau adalah guru besar dalam taktik dan strategi militer, kedua, Pesan Rasulullah pada para pasukan memanah mengandung pesan bahwa hawa nafsu dengan segala ketamakannya kepada harta dan dunia senantiasa akan menggoda perjuangan.
6.    Ketika kaum muslimin mengikuti perintah Allah SWT dan Rasul-Nya maka kemenangan akan tercepat tercapai namun sebaliknya jika perintah Allah SWT dan Rasul-Nya tidak dilakukan ditambah dengan tergoda oleh dunia maka kemenangan akan menjauh.
7.    Kesalahan segelintir orang kadang ia akan berakibat pada orang yang lebih banyak.
8.    Isu kematian Rasulullah dalam perang uhud menjadi mengalaman dan pelajaran militer yang sangat penting agar kaum muslimin menyadari agar suatu saat mereka tidak kembali murtad apabila Rasulullah SAW harus meninggalkan mereka. Selain pada peristiwa pengepungan Rasulullah terlihat begitu cintanya para sahabat pada rasulnya.
9.    Kemenangan itu hanya dapat diraih dengan kesabaran, ketaatan kepada perintah pemimpin-pemimpin yang baik dan tujuan yg murni semata-mata demi agama.

REFERENSI
1.    Atlas Dakwah Nabi Muhammad SAW
2.    Ahmad Hatta, 2011, The Great Story Of Muhammad , Maghfirah Pusaka
3.    Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy, 2003, Sirah Nabawiyah, Robbani Press



IWAN Wahyudi
Disampaikan 1 Muharram 1434 H / 15 November 2012













You Might Also Like

0 komentar: